SYAWAL BULAN PENINGKATAN AMAL Oleh : Abah Mustaghfiri Asror *)

Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin, kita sanjungkan puja dan puji syukur ke hadirat Allah ‘Azza wa Jallah yang telah member kekuatan kepada kita baik lahiriyah maupun batiniyah, sehingga kita dapat menyempurnakan program Ramadhan dengan tanpa halangan suatu apapun. Syukur kita antara lain kita apresiasikan semalam mengumandangkan kalimat suci takbir, tahmid dan tahlil, mengeluarkan zakat dan shalat Idul Fitri serta haram puasa. Semoga seluruh rangkaian ibadah Ramadhan kita mampu mengangkat kita orang mukmin memperoleh derajat yang paling bergengsi, ialah menjadi orang yang bertakwa. Amin.

Kumandangnya kalimat takbir, tahmid, dan tahlil sempat menyegarkan kembali ingatan kita pada peristiwa yang terjadi pada tahun ke-2 Hijriyah atau 14 (empat belas) abad yang lampau, dimana Rasulullah saw pulang dari Perang Badar dengan membawa kemenangan yang maksimal, padahal saat itu kwalitas dan kwantitas pasukan Islam jauh di bawah kwalitas dan kwantitas pasukan kafir. Tidak hanya itu, pada Perang Badar itu Abu Jahal yang merupakan tokoh sentral kekuatan tentara kafir dibunuh oleh Mu’adz bin Afra dan kepalanya dipancung oleh Abdullah bin Mas’ud. Kejadian ini dilaporkan kepada baginda Rasulullah saw. Menerima laporan ini Rasulullah saw seketika sujud syukur sambil mengucapkan kalimat tahmid :

Artinya : “Segala puji bagi Allah yang janjinya senantiasa benar, yang telah menolong hamba-Nya, yang telah memuliakan tentara-Nya, dan yang telah menghalau pasukan musuh dengan kekuatan-Nya sendiri”.

Kini baru saja kita selesai menunaikan training akbar yaitu ibadah selama bulan Ramadhan yang lalu, maka Nampak wajah-wajah yang bersih, bersinar disertai senyum yang menawan menghiasi wajah muslimin-muslimat sebagai tanda diterima amal ibadahnya dan diampuni dosa-dosanya sambil memanjatkan do’a :

Artinya : “Semoga Allah menjadikan kita tergolong orang yang kembali bersih suci dari dosa dan memperoleh keberuntungan”.

Sidang Jum’ah Rohimakumullah

Sesudah kita diampuni dosa-dosanya dan diterima amal ibadahnya, lalu apa yang harus kita lakukan ?. Diam saja ? Tidak. Tawakal tanpa ikhtiar ? Jangan. Berbangga-bangga karena tidak punya dosa ? No. Allah swt memberikan bimbingan dengan firman-Nya :

Artinya : “Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”. (QS. Al Insyirokh/94 : 7-8)

Untuk merespons petunjuk Allah swt ini, minimal ada 2 (dua) hal yang harus kita lakukan sesudah Idul Fitri ini, ialah : menjaga/mempertahankan ibadah bulan Ramadhan dan meningkatkan amal salih.

1) Mempertahankan;

Dalam dunia lomba apapun perlombaannya, ada ungkapan : “Mempertahankan kejuaraan itu lebih berat daripada meraih menjadi juara”. Piala “Muttaqin” yang diraih orang mukmin dengan aktivitas Ramadhan sebagaimana tersurat dalam ayat 183 surat Al Baqarah insya-Allah sudah kita raih, piala “Muttaqin” itu sudah berada di tangan kita. Insya-Allah.

Untuk mempertahankan prestasi itu, ibadah-ibadah yang dalam bulan Ramadhan itu menjadi ibadah andalan, seperti : shalat malam, puasa, dermawan, tadarus dan sebagai-nya harus kita laksanakan juga selama 11 (sebelas) bulan di luar Ramadhan. Jika Ramadhan itu sebagai bulan pelatihan, maka 11 (sebelas) bulan di luar Ramadhan adalah sebagai saat action atau mempraktekkannya.

2) Meningkatkan amal salih;

Sesudah bulan Ramadhan adalah bulan Syawal. Syawal artinya : berkembang/ meningkat. Allah swt menamakan bulan Qomariyah yang ke-10 (sepuluh) dengan Syawal mengandung makna agar hamba-Nya pada bulan Syawal itu meningkatkan amal salihnya. Meningkat kwalitas maupun kwantitasnya, baik untuk Tuhan-nya maupun untuk lingkungan hidupnya.

Hal ini seiring dengan semakin bertambahnya kontrak hidup kita sebagaimana dituntun kan oleh Rasulullah saw :

“Sebaik-baik orang adalah orang yang panjang umurnya dan baik amalnya. Sejelek-jelek orang adalah orang yang panjang umurnya dan buruk amal perbuatannya”. (HR. Ahmad dari Abi Bakrah)

KHULASOH

Sebagai kesimpulan khutbah saya ini, ialah :

1) Nilai-nilai ibadah Ramadhan baik itu ibadah mahdhah maupun ibadah sosial harus kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari selama 11 (sebelas) bulan di luar Ramadhan;

2) Disamping menjaga prestasi ibadah Ramadhan, kita harus meningkatkan amal salih, sejalan dengan perjalanan kita semakin dekat dengan liang lahat (kubur);

Akhirnya, semoga Allah swt memberikan tambahan kekuatan lahir dan batin untuk menggapai predikat Husnul khatimah. Amin ya Rabbal ‘alamin. *****

Leave Your Comments

Your email address will not be published.

Copyright 2021, All Rights Reserved