RAHMAT ALLAH SWT Oleh : Drs. H. Muchtar Hadi, M.Ag. *)

Rahmat Allah itu sangat menyeluruh, sangat luas tak terbatas, sehingga Allah SWT sangat berwenang memberikan kepada siapapun dan kapanpun. Rahmat Allah SWT dalam pengertian seperti di atas meliputi antara lain :

1) Rahmat surga;
Menerima rahmat surga adalah sesuatu perolehan yang luar biasa. Betapa tidak, karena surga dan neraka merupakan akhiran proses perjalanan panjang bagi kehidupan setiap manusia. Siapapun yang beriman dan beramal baik akan memperoleh rahmat surga dan bakal hidup abadi di dalamnya.
Allah berkenan memberikan rahmat surga tidak sembarangan namun khusus bagi orang-orang pilihan, yakni khusus bagi orang-orang yang beriman dan benar-benar berpegang teguh kepada ketentuan agamanya. Firman Allah SWT dalam Surat An Nisa’/4 : 175 yang artinya :
“Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan berpegang teguh kepada (agama)-Nya niscaya Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat yang besar dari-Nya (surga) dan limpahan karunia-Nya dan bakal menunjuki mereka ke arah jalan yang lurus”.
2) Kelapangan rizki;
Sikap dasar manusia itu adalah kikir, berusaha menguasai harta sebanyak-banyaknya bahkan menahan harta yang telah dikuasainya agar tidak beralih kepada orang lain. Allah berfirman yang artinya :
“Katakanlah : Kalau seandainya kamu menguasai perbendaharaan-perbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya perbendaharaan itu kamu tahan, karena takut membelanjakan- nya dan adalah manusia itu sangat kikir”. (QS. Al Isra’/17: 100)
Sifat kikir adalah merupakan akibat dari terlalu bernafsunya keinginan menguasai harta, termasuk rizki hak orang lain-pun akan dikuasai pula. Dalam kaitannya dengan hal semacam ini Allah memberikan rahmat berupa kelapangan rizki bagi yang dikehendaki.
3) Petunjuk Al Qur’an;
Al Qur’an sebagai hudan linnas jelas akan membentuk manusia menjadi muttaqin. Bersesuaian dengan hal inilah maka Allah menjadikan Al Qur’an sebagai rahmat bagi sekalian orang yang beriman dan menjadikannya sebagai pedoman. Allah berfirman yang artinya : “Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur’an) ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk serta rahmat bagi kaum yang beriman”. (QS. An Nahl/16 : 64 )
4) Islam;
Beragama Islam seperti kita ini hakikatnya adalah memperoleh rahmat Allah, sebab kalau tidak ber-Islam kita akan sesat. Sebaliknya dengan Islam kita akan memperoleh surga, bahagia dunia dan akhirat, karena memang satu di antara fungsi agama Islam itu adalah untuk kebahagiaan dunia dan akhirat. Allah mempertegas dalam firman-Nya yang artinya : “Allah mengkhususkan rahmat-Nya (kenabian) kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Allah mempunyai karunia yang besar”. (QS. Ali Imran/3 : 74)
Itulah tadi antara lain Rahmat Allah SWT yang diberikan kepada manusia. Selanjutnya Rasulullah SAW mempertegas tentang hal-hal yang harus dihindari agar Allah tetap berkenan memberikan rahmat-Nya. Rasulullah Muhammad SAW menyatakan bahwa kita akan memperoleh rahmat jika mau dan mampu menciptakan persatuan (jama’ah), sebaliknya jika bercerai berai (furqah) bakal terjadi adzab. Sabda Rasulullah SAW yang artinya :
“Menyebut-nyebut nikmat Allah adalah bersyukur, meninggalkannya berarti ingkar. Barangsiapa yang tidak mensyukuri nikmat yang sedikit dia tidak akan mensyukuri nikmat yang banyak; dan barang siapa yang tidak bersyukur terhadap orang lain dia tidak akan bersyukur kepada Allah. Bersatu adalah rahmat, bercerai berai adalah adzab”. (HR. Al Baihaqi)
Lebih lanjut Rasulullah Muhammad SAW mengancam bahwa orang-orang tertentu tidak akan memperoleh rahmat Allah berdasarkan sebuah Hadits Nabi Muhammad SAW yang artinya : “Ada 3 (tiga) orang yang Allah tidak mau melihat mereka di hari kiamat, dan tidak mau menyucikan mereka, bagi mereka hanyalah azab yang pedih, yaitu : seseorang yang memiliki kelebihan air di tengah perjalanan, lalu ia mencegahnya untuk memberikan kepada ibnu sabil, seseorang yang berbaiat (menyatakan sumpah setia) kepada penguasa, sebenarnya dia itu semata-mata ingin mendapatkan keduniaan, apabila penguasa memberikan sebagian dari harta itu ia akan rela, dan apabila penguasa tidak memberinya maka ia akan marah; dan seseorang yang bersumpah demi dagangannya, bahwa dia menjual barangnya jauh lebih murah daripada ketika ia membelinya, padahal ia itu berdusta”. (HR. Bukhari dan Muslim dari Abi Hurairah)
Demikian, semoga bermanfaat bagi kita semua. Aamiin ya Rabbal ‘aalamiin. *****

—————————————–
*) Drs. H. Muchtar Hadi, M.Ag.; Dosen Universitas Darul Ulum Islamic Centre Sudirman GUPPI (UNDARIS) Ungaran Kabupaten Semarang

Leave Your Comments

Your email address will not be published.

Copyright 2021, All Rights Reserved