NILAI SOSIAL DALAM IBADAH SHALAT Oleh : Drs. H. Ahmad Anas, M.Ag. *)
Kita tidak pernah tahu, apakah ibadah yang kita lakukan selama ini, seperti : shalat, zakat, puasa, bahkan ibadah haji kita ini diterima oleh Allah swt. Jangan-jangan ibadah yang kita laksanakan selama ini tertolak di hadapan-Nya lantaran ketidak ikhlasan, sambong, maupun gede rasa kita sehingga amal ibadah yang kita laksanakan selama ini menjadi harapan dalam rangka memperoleh ridho Allah sirna tanpa bekas. Oleh karena itu, marilah kita banyak memohon ke hadirat Allah swt : Ya Rabb, sekecil apapun ibadah yang kami tunaikan semoga Engkau berkenan menerima dengan penuh keridhoan-Mu.
Marilah kita senantiasa berupaya meningkatkan kwalitas takwa kepada-Nya, takwa dengan cara menjalankan semua perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya. Takwa dengan sikap rendah hati, ibarat lesus jugrug, ngasat segoro, ngetung cacahing banyu udan tetapi sikap ketawadhuan kepada-Nya harus kita jadikan sebagai kekuatan karena celupkan jarimu di lautan, maka air yang menempel di jari telunjukmu itulah ilmu yang kita miliki, sementara samudera nan luas itulah ilmu Allah, jadi tidak ada sedikitpun yang bisa kita banggakan di hadapan Allah swt selain amal salih kita.
Qana’ah adalah cermin dari orang yang bertakwa, qana’ah artinya merasa cukup akan nikmat Allah yang dikaruniakan kepada kita (nrimo ing pandum) dan inilah yang disebut dengan kekayaan/kebahagiaan : “Sesungguhnya kebahagiaan itu adalah panjang usia dan tetap memiliki komitmen dalam beribadah kepada Allah swt”. Menerima dan merasa cukup akan nikmat Allah swt akan mampu mewujudkan manusia menjadi ahli syukur yang kemudian akan menjadikan manusia pada tingkatan wira’i (ahli ibadah) karena Allah telah berfirman dalam ayat-Nya yang berbunyi :
Artinya : “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”. (QS. Adz Dzaariyat/53 : 56)
Orang-orang yang bertakwa dan meyakinkan serta menyerahkan diri hanya kepada Allah-lah yang akan memperoleh kebahagiaan sejati, meskipun jamane jaman edan, yen ora edan jare ora bakal keduman, hananging bejaning wongkang bejo yoiku wong sing tansah eling, ati-ati lan waspodo. Inilah kekuatan spiritual kita, dengan modal takwa insya-Allah kebahagiaan dunia dan akhirat akan mampu kita raih.
Negara kita adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dimana pilar kebangsaan harus senantiasa kita pegang teguh sehingga mampu menghantarkan kita menjadi hamba yang cinta tanah air berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Jika pilar kebangsaan ini terapresiasi dan kita jadikan sebagai langkah perjuangan dalam mengisi kemerdekaan, maka insya-Allah akan terwujud masyarakat khubbul wathan minal iman, yang adil dan makmur gemah ripah loh jinawi.
Mengapa demikian ? karena udara yang kita hirup ini adalah udara Indonesia, makanan, minuman adalah sumber kekayaan yang kita peroleh dari bumi tercinta dan ditumbuh suburkan dengan panas matahari Indonesia, maka tidak ada alasan untuk tidak cinta Negara Kesatuan Republik Indonesia. Inilah yang kemudian kita tanamkan sebagai rasa Nasionalisme.
Allah swt berfirman yang berbunyi :
Artinya : “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur’an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al ‘Ankabuut/29 : 45)
Rasulullah saw pada 14 (empat belas) abad yang lalu telah menyampaikan : “Ash shalatu ‘imaduddin faman aqamaha faqad aqamaddin waman tarakaha faqad hadamaddin” (Shalat adalah tiang agama, barangsiapa mendirikan shalat maka ia telah menegakkan agama dan barang siapa meninggalkan agama maka ia telah meruntuhkan agama).
Oleh karena itu shalat adalah kekuatan agama, dengan meyakini keberadaan Tuhan sebagai manivestasi dari Sila Pertama Dasar Negara kita, manakala shalat kita tegakkan maka tegak pulalah agama ini. Tetapi sebaliknya jika shalat kita tinggalkan, maka akan runtuhlah agama ini.
Mudah-mudahan kita mampu menegakkan shalat sampai menghadap ke hadirat Allah swt dan dalam keadaan khusnul khatimah. Amin ya Rabbal ‘alamin.
Copyright 2021-2024, All Rights Reserved
Leave Your Comments