KORELASI MISI 25 RASUL Oleh : Abah Mustaghfiri Asror *)
Alhamdulillah, Allah swt senantiasa membimbing kita menuju kepada kehidupan yang lebih sempurna, baik sempurna batiniyah maupun lahiriyah. Dengan bimbingan Allah swt, Alhamdulillah saat ini kita dapat memenuhi panggilan-Nya yang tersurat di dalam surat Al Jumu’ah/62 : 9 yakni melaksanakan shalat Jum’at dengan segala rangkaiannya. Semoga seluruh ibadah yang sudah kita lakukan, yang sedang kita lakukan dan ibadah yang akan kita lakukan benar-benar diterima Allah swt, sekaligus dapat meningkatkan martabat kita menjadi orang-orang yang bertakwa kepada-Nya. Amin.
Kemarin, kaum muslimin sedunia mengekspresikan cinta kepada Rasulullah saw dalam bentuk memperingati hari kelahiran-Nya. Hari ini, bertepatan dengan tanggal 25 Desember 2015, mayoritas manusia berkeyanikan bahwa tanggal 25 Desember adalah hari kelahiran Nabi Isa Ibnu Maryam As. Dengan hampir bersamaannya peringatan hari kelahiran 2 (dua) Rasul ini mengandung pelajaran ajaran agar kita mengkaji ulang atau menyegarkan kembali iman kita kepada para Rasul. Karena salah menyikapi iman kepada para Rasul, maka akan hancur lebur pula iman kita kepada Allah swt.
Hubungan para Rasul yang jumlahnya 25, sejak Nabi Adam As sampai pada Rasul terakhir yakni Nabi Muhammad saw pernah beliau tegaskan melalui sabdanya sebagai-mana termaktub dalam kitab Shahih Muslim Juz 15 halaman 42 yang artinya :
“Sesungguhnya perumpamaannku dengan para Nabi sebelumku adalah seperti seorang lelaki membangun sebuah rumah. Dia memperindah bangunannya, kecuali satu sudut dalam areal itu. Maka manusia mengelilingi bangunan itu dan mengaguminya. Mereka mengometarinya : Mengapa sudut ini kok tidak dibangun ?. Rasul bersabda : Akulah yang akan menyempurnakan bangunan sudut itu dan aku adalah penutup para Nabi”. (HR. Muslim dari Abi Hurairah ra)
Pelajaran yang dapat kita petik dari hadist shahih Muslim ini adalah ada 25 (duapuluh lima) Rasul yang diutus oleh Allah swt untuk menjabarkan rahmat-Nya di muka bumi ini, prinsipnya sama yaitu : “Agar manusia menyembah kepada Allah, tidak ada Tuhan selain Dia”. (QS. Al A’raf/7 : 65, 73, 85)
Jadi, tidak ada seorang Rasul-pun yang mengajarkan untuk menyembah kepada selain Allah, termasuk tidak ada seorang Rasul-pun yang mengajak umatnya untuk menyembah kepada dirinya. Demikian pula Rasul yang ke-24 (dua puluh empat) yaitu Nabi Isa As. Peryataan Nabi Isa As bahwa beliau adalah Rasul, bukan Tuhan diabadikan dalam Al Qur’an, antara lain :
1) QS. Ash Shof/61 : 6 :
Artinya : “Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata : “Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad). Maka tatkala Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata : “Ini adalah sihir yang nyata.”
2) QS. Maryam/19 : 30-34
Artinya : “Berkata Isa : “Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan Aku seorang nabi, Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali. Itulah Isa putra Maryam yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya”.
Itulah hadirin, prinsip misi seluruh Rasul itu sama yakni mengajak manusia untuk mengabdi kepada Allah swt, bukan kepada selain Allah. Di samping itu, dakwah para Rasul prinsipnya sama, juga ada beberapa perbedaan antara Rasulullah Muhammad saw dengan Rasul-rasul yang lain. Di antara perbedaan itu adalah :
1)Nabi Muhannad saw diutus untuk seantero dunia, bahkan untuk dunia dan akhirat. Firmah Allah yang berbunyi :
Artinya : “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”. (QS. Al Anbiya’/21 : 107)
Di samping itu firman Allah dalam surat Saba’/34 : 28 yang berbunyi :
Artinya : “Dan Kami tidak mengutus kamu melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada Mengetahui”.
Sedangkan Rasul-Rasul sebelumnya diutus hanya untuk wilayah/daerah tertentu saja, seperti :
1) Nabi Syu’aib ke daerah Madyan, sebagaimana termaktub di dalam surat Al A’raf/7 : 85 yang berbunyi :
Artinya : “Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Madyan saudara mereka, Syu’aib. Ia berkata : “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman”.
2) Nabi Sholeh ke daerah kaum Tsamud, sebagaimana termaktub di dalam surat Al A’raf/7 : 73 yang berbunyi :
Artinya : “Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka shaleh. Ia berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhammu unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu, Maka biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apapun (yang karenanya) kamu akan ditimpa siksaan yang pedih.”
3) Nabi Hud diutus hanya untuk kaum ‘Ad, sebagaimana termaktub di dalam surat Al A’raf/7 : 65 yang berbunyi :
Artinya : “Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum ‘Aad saudara mereka Hud. Ia berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain dari-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?”
4) Nabi Luth untuk daerah Palestina.
5) Nabi Isa diutus hanya untuk kaum Bani Israil.
Artinya : “Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada mereka): “Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya. Maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman”. (QS. Ali Imran/3 : 49)
-Nabi Muhammad saw sebagai penutup para Nabi.
Artinya : “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup Nabi-nabi dan adalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu”. (QS. Al Ahzab/33 : 40)
Nabi-nabi sebelumnya bukan Nabi penutup.
-Nabi Muhammad saw diutus untuk sepanjang masa. Dengan status beliau sebagai nabi penutup, juga berarti beliau sebagai Rasul sepanjang masa, Allah tidak akan mengutus Nabi lagi sesudah beliau.
-Siksa umat Nabi Muhammad saw eksekusinya ditunda, sedang siksa umat-umat dahulu siksanya kontan. Seperti : Kaum Nabi Nuh disapu oleh angin topan dan banjir besar, sesudah Nabi Nuh berdakwah selama 950 tahun. Firman Allah yang berbunyi :
Artinya : “Dan Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka ditimpa banjir besar dan mereka adalah orang-orang yang dzalim. Maka Kami selamatkan Nuh dan penumpang-penumpang bahtera itu dan Kami jadikan peristiwa itu pelajaran bagi semua umat manusia. (QS. Al Ankabut/29 : 14-15)
Kaum Tsamud disambar petir yang keras. Allah swt berfirman :
Artinya : “Adapun kaum Tsamud, maka mereka telah dibinasakan dengan kejadian yang luar biasa”. (QS. Al Haqqah/69 : 5)
Yang dimaksud dengan kejadian luar biasa itu ialah petir yang amat keras yang menyebabkan suara yang mengguntur yang dapat menghancurkan.
Kaum ‘Aad, kaumnya Nabi Hud dibinasakan dengan hawa yang sangat dingin. Firman Allah dalam surat Al Haqqah/69 : 6 yang berbunyi :
Artinya : “Adapun kaum ‘Aad maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi amat kencang”.
Kaum Nabi Luth diadzab oleh Allah dengan hujan batu. Firman Allah dalam surat Asy Syura/26 : 173 yang berbunyi :
Artinya : “Dan Kami hujani mereka dengan hujan (batu) maka amat jeleklah hujan yang menimpa orang-orang yang telah diberi peringatan itu”.
Kaum Nabi Musa As diadzab dengan petir. Firman Allah yang berbunyi :
Artinya : “Dan (ingatlah) ketika kamu berkata : “Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang, karena itu kamu disambar halilintar, sedang kamu menyaksikannya”. (QS. Al Baqarah/2 : 55)
Kesimpulan dari uraian khutbah di atas adalah :
1) Dalam rangka menebarkan rahmat di persada bumi ini, Allah swt mengutus 25 (dua puluh lima) hamba-hambaNya yang terbaik.
2) Misi yang dibawa oleh para Rasul hanya satu, yakni mengajak manusia untuk bertauhid kepada Allah swt.
3) Salah dalam memahami iman kepada para Rasul akan merusak pondasi kepada Allah swt.
4) Rasul terakhir yaitu Nabi Muhammad saw mempunyai banyak kelebihan disbanding Rasul-rasul sebelumnya.
Demikian, semoga ada hikmah dan manfaatnya. Amin ya Rabbal ‘alamin. *****
Copyright 2021-2024, All Rights Reserved
Leave Your Comments