I’TIBAR PASCA RAMADHAN Oleh : Drs. H. Taslim Syahlan, M.Si. *)
الحمد لله الذى صدق وعده ونصرعبده واعز جنده وهزم الاحزا ب وحده. اشهد ان لااله الا الله وحده لا شريك له واشهد ان محمدا عبده ورسوله لا نبى بعده. اللهم صل وسلم على سيدنا محمد صلى الله عليه وسلم وعلى اله واصحابه ومن والاه. اما بعد فيا ايها الحاضرون او صيكم ونفسى بتقوى الله اتقوا الله حق تقاته ولا تمو تن الا وانتم مسلمون. فقد فال الله تعالى فى كتا به المبين اعوذ با لله من الشيطا ن الرجيم بسم الله الرحمن الرحيم : يايها الذين امنوااتقواالله حق تقاته ولا تمو تن الا وانتم مسلمون.
Kita telah melalui sebuah momentum yang sangat strategis dalam meneguhkan peradaban mulia bagi manusia, terlebih bagi umat Islam yakni momentum Idul Fitri. Momentum ini sungguh memiliki makna yang teramat penting bagi umat Islam, yakni momentum meneguhkan peradaban Islam berbasis ukhuwah Islamiyah. Untuk itulah tentu sangat penting bagi kita kaum muslimin untuk mengelola potensi strategis, utamanya membangun komitmen untuk meneguhkan konfigurasi ukhuwah Islamiyah pasca Idul Fitri ini.
Ada beberapa potensi strategis sebagai landasan pacu untuk meneguhkan ukhuwah Islamiyah pasca Idul Fitri ini, yakni :
1) Potensi Reformasi Psikologis;
Reformasi psikologis sungguh sangat berasa sekali bagi kita semua yang telah sebulan penuh menunaikan ibadah puasa dengan penuh ketulusan semata-mata “Lillahi Ta’ala”, semata-mata hanya wujud kebaktian kepada Allah swt. Itulah yang kemudian menghantarkan kita yang insya-Allah kita menjadi hamba Allah yang “ghufira lahu ma taqaddama min dzanbihi”.
Posisi kita sebagai hamba Allah yang insya-Allah menjadi perfomance hamba yang terampuni dosa-dosa kita akan menghantarkan kita menjadi pribadi-pribadi yang tampil dengan balutan “al kadzimiinal ghoidzo” yakni pribadi-pribadi yang tampil dengan kecerdasan emosional. Yaitu orang-orang yang mampu mengelola emosi dengan sangat kondusif, tidak lagi mudah marah, mudah tersulut oleh hal-hal yang bersifat merusak pribadi kita. Pendek kata, kita sekarang ini sekarang telah menjadi pribadi-pribadi yang dengan matang mampu mengendalikan diri dengan sangat bijaksana.
Firman Allah dalam surat Ali Imran/3 : 134 yang berbunyi :
Artinya : “(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya) baik di waktu lapang maupun sempit dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”.
Itulah yang kemudian, hari ini kita mereformasi psikologis kita yang semula enggan memaafkan orang lain, sekarang kita tampil dengan perfomance baru yakni pribadi-pribadi yang sangat ringan memaafkan sesamanya. Kita tidak lagi menjadi pribadi yang angkuh, tapi kita sekarang menjadi pribadi yang santun, lembah manah, simpati dan empati dengan sesama.
2) Reformasi Sosiologis;
Reformasi sosiologis dapat kita rasakan bahwa ketika kita bersama-sama mengakhiri ritual ibadah puasa, maka setidaknya kita bersama memasuki momentum paling strategis yang oleh Kanjeng Sunan Kalijaga dikonstruksikan menjadi kearifan lokal yang sangat bermakna, yakni :
- Lebaran;
Lebaran atau Id al Fitri merupakan penanda bahwa ibadah puasa telah selesai. Kita telah memasuki momentum kemenangan setelah selama 1 (satu) bulan penuh berjuang dan berjihad untuk meraih maghfirah Allah swt. Kita merayakan hari yang paling penting bagi kita semua, yakni merayakan Idul Fitri. Tetapi kita tidak boleh hanya larut dalam ueforia kemenangan tanpa makna, oleh karena itu kita harus melampaui apa yang disebut dengan “Luberan”.
- Luberan;
Luberan mengandung makna bahwa kita harus mampu mengekspresikan kebersamaan kita melalui aksi sosial yang kongkrit. Amalan-amalan mulia seperti : sadaqah, infak, dan zakat sangat terasa maknanya bagi kita untuk membangun solidaritas umat Islam. Inilah peradaban mulia yang sangat penting bagi kita semua. Selanjutnya kita juga harus melampaui apa yang disebut dengan “Leburan”.
- Leburan;
Leburan mengandung makna bahwa kita satu sama lain harus melebur menjadi satu kesatuan umat Islam yang solid. Jubah-jubah keangkuhan harus kita lepaskan, untuk kemudian kita bangun solidaritas sesama umat Islam dan kemudian kita sempurnakan dengan apa yang disebut dengan “Laburan”.
- Laburan;
Laburan yang dalam hazanah tradisi masyarakat Indonesia ialah merubah perfomance lama dengan perfomance yang baru. Hari ini kita telah menjadi manusia-manusia baru, manusia yang diilustrasikan oleh Nabiyullah Muhammad saw sebagai yang “kal waladathu ummuhu”, manusia yang laksana baru saja dilahirkan oleh ibunda kita.
Sebagai manusia dengan performance baru, maka tidak ada pilihan lain kecuali kita sekarang juga harus mampu menunjukkan kepada publik secara luas bahwa umat Islam adalah umat yang solid. Tidak ada pilihan lain kecuali kita harus mampu meneguhkan ukhuwah Islamiyah di Nusantara ini.
Hari yang fitri ini, kita tidak boleh lagi satu kelompok dengan kelompok yang lain saling “menghakimi”, bahkan saling menghujat atau bahkan saling “mengkafirkan”. Kita boleh berbeda dalam memahami teks agama kita, tapi kita harus tetap satu yakni umat Islam yang saling menguatkan satu dengan yang lain. Allah swt berfirman di dalam surat Al Hujurat/49 : 10-11 yang berbunyi :
Artinya : “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara, sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan, seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang dzalim”.
Memperkokoh ukhuwah Islamiyah saat ini tidak bisa ditawar-tawar lagi, sebab jika tidak maka kita jugalah yang akan rugi. Semoga Allah swt meridhoi niat suci kita ini, sehingga ukhuwah Islamiyah yang kita harapkan dapat terjalin dan terwujud dengan baik. Amin Ya Robbal ‘alamin. *****
بارك الله لى ولكم فى القران العظيم ونفعنى واياكم بما فيه من الايت والذكر الحكيم وتقبل منى ومنكم تلاوته انه هو السميع العليم. واستغفرالله العظيم لى ولكم ولوالدى ولوالد يكم ولسائرالمسلمين والمسلمات فاستغفروه فيا فوزالمستغفرين ويا نجاة التا ئبين
========================
*) Drs. H. Taslim Syahlan, M.Si.; Sekretaris Komisi Ukhuwah Islamiyah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Jawa Tengah
Copyright 2021-2024, All Rights Reserved
Leave Your Comments