HUBUNGAN SHALAT DENGAN SOLUSI PROBLEMATIKA HIDUP Oleh :Drs. KH. Ali Mukti Abror*)
Marilah kita senantiasa bertakwa kepada Allah swt dengan tetap menjalankan segala kewajiban dengan ikhlas hati hanya mengharap keridhoan-Nya, juga takwa yang berarti meninggalkan larangan-laranganNya atas dasar iman kepada Allah swt.
Allah swt menciptakan alam seisinya ini adalah untuk kepentingan manusia. Dia mengatur kejadian yang ada di langit, di daratan dan di lautan itu untuk manusia juga disebabkan manusia menerima anugerah yang agung yakni akal fikiran. Sebagai hamba Allah, kita diwajibkan berusaha menjadikan kehidupan kita ini menjadi lebih baik. Namun kita juga diperintahkan untuk taat beribadah sebagai bukti penyerahan diri secara total kepada Allah swt.
Kita semua mengetahui bahwa bulan Rajab adalah bulan yang mulia, karena pada bulan ini Rasulullah saw di Isra’ Mi’raj-kan oleh Allah swt. Isra’ artinya diberangkatkan Rasulullah saw pada malam hari oleh Allah swt dari Masjidil Haram di Mekah ke Masjidil Aqsha di Palestina. Sebagaimana firman Allah di dalam surat Al Isra’/17 : 1 yang artinya :
“Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui”.
Selanjutnya yang dimaksud dengan Mi’raj adalah berangkatnya Rasulullah saw dari Masjidil Aqsha naik ke langit yang ke-7 (tujuh) hingga ke Sidratul Muntaha dan akhirnya ke Mustawa.
Intinya dalam Isra’ Mi’raj ini, Rasulullah saw diperintahkan untuk menjalankan shalat 5 (lima) waktu. Shalat merupakan ibadah yang utama. Perintah shalat diperintahkan oleh Allah berbeda dengan perintah kewajiban yang lain, ketika Allah hendak mewajibkan shalat, maka Allah memanggil Nabi Muhammad saw untuk bertemu dengan-Nya secara langsung.
Keutamaan yang lain bahwa di akhirat nanti ketika pertimbangan amal, shalat merupakan amalan yang utama. Jika seseorang shalatnya baik, maka baik pula seluruh amalnya, tetapi sebaliknya jika shalatnya rusak maka seluruh amalnya akan menjadi rusak.
Demikian pentinynya ibadah shalat, dalam keadaan apapun kita tetap diwajibkan untuk menegakkannya apapun yang terjadi, baik dalam suasana senang ataupun sedih. Allah swt berfirman :
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’. (QS. Al Baqarah/2 : 43)
Allah swt juga berfirman di dalam surat An Nisa’/4 : 103 yang artinya :
“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”.
Begitu pentingnya masalah shalat ini, maka kami mengajak kepada para hadirin untuk melaksanakan shalat 5 (lima) waktu ini, karena hal ini merupakan kewajiban yang amat pokok. Jangan sampai kita teledor dan meninggalkannhya karena akan mengakibatkan dosa besar.
Shalat merupakan realisasi dari pengakuan diri kita sebagai hamba Allah swt yang harus mengabdi kepada-Nya dan merupakan solusi penyelesaian problema hidup di dunia. Dengan menjalankan shalat kita sangat berharap limpahan rahmat, taufik, hidayah serta ridho dari-Nya.
Sesungguhnya kedudukan shalat sangatlah tinggi dibandingkan dengan ibadah-ibadah yang lain seperti : puasa, zakat, haji dan sebagainya. Oleh karena itu, kita harus menjalankan ibadah shalat ini dengan baik dan khusyu’ sesuai dengan tuntunan yang telah diajarkan oleh banginda Rasulullah saw. Dalam sebuah hadist Rasulullah saw bersabda yang artinya :
“Shalat (5 waktu) adalah tiang agama. Barangsiapa yang menjalankannya berarti dia telah menegakkan agama, tetapi barangsiapa yang meninggalkannya berarti dia telah meruntuhkan agama”.
Shalat adalah pendidikanbagi kita umat Islam, kita harus menjadikan shalat itu bagian dari kehidupan kita, badan kita akan bersih dari hadast, pakaian kita bersih dari najis dan kotoran, jiwa kita bersih dari sifat tercela dan syirik. Shalat juga mampu memantapkan tujuan hidup, hidup kita akan menjadi tenang sebagaimana yang kita ikrarkan dalam doa iftitah sebagai berikut :
“Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan seru sekalian alam”.
Shalat merupakan ibadah yang utama, sebab cara diturunkannya berbeda dengan ibadah-ibadah yang lain. Ibadah yang lain cukup dengan wahyu melalui Malaikat Jibril, sedangkan shalat diperintahkan oleh Allah swt secara langsung kepada Rasulullah saw. Shalat merupakan tiang agama dan kunci surga, oleh karena itu orang yang mengerjakan shalat berarti dia telah menegakkan agama dan memiliki kunci untuk masuk ke surga.
Akan tetapi shalat tidak dapat dikatakan sempurna jika tidak dikerjakan dengan berjamaah, karena terpaut 27 (duapuluh tujuh) derajat antara shalat yang dikerjakan dengan cara berjamaah dan yang dikerjakan dengan cara sendirian. Di samping perbedaan derajat, orang yang mengerjakan shalat dengan berjamaah berarti telah mensyiarkan agama Islam, hal ini lantaran orang yang berjamaah akan saling bertemu dengan saudaranya sesama muslim, saling berkenalan dan bersalaman. Inilah keutamaan shalat berjamaah yang sangat besar nilainya jika kita renungkan secara mendalam. Rasulullah saw bersabda dalam sebuah hadist beliau yang artinya :
“Barangsiapa yang mengerjakan shalat 5 (lima) waktu dengan berjamaah, maka baginya akan memperoleh 5 (lima) perkara, yaitu :
1)Tidak akan tertimpa kefakiran (kemiskinan) di dunia;
2) Allah swt menghilangkan siksa kubur baginya;
3) Akan menerima buku catatan amalnya dengan menggunakan tangan kanan;
4) Akan mampu melintasi Shirathal Mustaqim secepat kilat; dan
5) Allah swt memasukkan ke dalam surga tanpa dihisab”.
Shalat adalah tiang agama dan kunci untuk keluar dari segala persoalan/ kesulitan hidup, orang yang mengerjakan shalat berarti ia telah menegakkan agama dan memiliki kunci untuk mengatasi setiap persoalan hidup.
Oleh sebab itu, setelah kita memahami betapa pentingnya shalat berjamaah, maka marilah kita giat dan selalu bersemangat untukmelaksanakan perintah Allah swt yakni shalat 5 (lima) waktu ini di masjid, musholla atau paling tidak melaksanakan shalat jamaah di rumah bersama keluarga masing-masing.
Semoga kita mampu menjaga shalat dengan baik, dengan selalu berharap agar memperoleh rahmat, hidayah, inayah,dan ridho Allah swt. Aamiin ya Rabbal ‘aalamiin. *****
=======================
*) Drs. KH. Ali Mukti Abror; Ketua Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) MULTAZAM Bulustalan (Belakang ADA Bulu) Jl. Soegijopranoto Semarang
NaskahKhutbahJum’at di Masjid Raya BaiturrahmanSimpanglima Semarang tanggal06Mei 2016 M / 29 Rajab 1437 H
HUBUNGAN SHALAT DENGAN
SOLUSI PROBLEMATIKA HIDUP
Oleh :Drs. KH. Ali Mukti Abror*)
Marilah kita senantiasa bertakwa kepada Allah swt dengan tetap menjalankan segala kewajiban dengan ikhlas hati hanya mengharap keridhoan-Nya, juga takwa yang berarti meninggalkan larangan-laranganNya atas dasar iman kepada Allah swt.
Allah swt menciptakan alam seisinya ini adalah untuk kepentingan manusia. Dia mengatur kejadian yang ada di langit, di daratan dan di lautan itu untuk manusia juga disebabkan manusia menerima anugerah yang agung yakni akal fikiran. Sebagai hamba Allah, kita diwajibkan berusaha menjadikan kehidupan kita ini menjadi lebih baik. Namun kita juga diperintahkan untuk taat beribadah sebagai bukti penyerahan diri secara total kepada Allah swt.
Kita semua mengetahui bahwa bulan Rajab adalah bulan yang mulia, karena pada bulan ini Rasulullah saw di Isra’ Mi’raj-kan oleh Allah swt. Isra’ artinya diberangkatkan Rasulullah saw pada malam hari oleh Allah swt dari Masjidil Haram di Mekah ke Masjidil Aqsha di Palestina. Sebagaimana firman Allah di dalam surat Al Isra’/17 : 1 yang artinya :
“Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui”.
Selanjutnya yang dimaksud dengan Mi’raj adalah berangkatnya Rasulullah saw dari Masjidil Aqsha naik ke langit yang ke-7 (tujuh) hingga ke Sidratul Muntaha dan akhirnya ke Mustawa.
Intinya dalam Isra’ Mi’raj ini, Rasulullah saw diperintahkan untuk menjalankan shalat 5 (lima) waktu. Shalat merupakan ibadah yang utama. Perintah shalat diperintahkan oleh Allah berbeda dengan perintah kewajiban yang lain, ketika Allah hendak mewajibkan shalat, maka Allah memanggil Nabi Muhammad saw untuk bertemu dengan-Nya secara langsung.
Keutamaan yang lain bahwa di akhirat nanti ketika pertimbangan amal, shalat merupakan amalan yang utama. Jika seseorang shalatnya baik, maka baik pula seluruh amalnya, tetapi sebaliknya jika shalatnya rusak maka seluruh amalnya akan menjadi rusak.
Demikian pentinynya ibadah shalat, dalam keadaan apapun kita tetap diwajibkan untuk menegakkannya apapun yang terjadi, baik dalam suasana senang ataupun sedih. Allah swt berfirman :
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’. (QS. Al Baqarah/2 : 43)
Allah swt juga berfirman di dalam surat An Nisa’/4 : 103 yang artinya :
“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”.
Begitu pentingnya masalah shalat ini, maka kami mengajak kepada para hadirin untuk melaksanakan shalat 5 (lima) waktu ini, karena hal ini merupakan kewajiban yang amat pokok. Jangan sampai kita teledor dan meninggalkannhya karena akan mengakibatkan dosa besar.
Shalat merupakan realisasi dari pengakuan diri kita sebagai hamba Allah swt yang harus mengabdi kepada-Nya dan merupakan solusi penyelesaian problema hidup di dunia. Dengan menjalankan shalat kita sangat berharap limpahan rahmat, taufik, hidayah serta ridho dari-Nya.
Sesungguhnya kedudukan shalat sangatlah tinggi dibandingkan dengan ibadah-ibadah yang lain seperti : puasa, zakat, haji dan sebagainya. Oleh karena itu, kita harus menjalankan ibadah shalat ini dengan baik dan khusyu’ sesuai dengan tuntunan yang telah diajarkan oleh banginda Rasulullah saw. Dalam sebuah hadist Rasulullah saw bersabda yang artinya :
“Shalat (5 waktu) adalah tiang agama. Barangsiapa yang menjalankannya berarti dia telah menegakkan agama, tetapi barangsiapa yang meninggalkannya berarti dia telah meruntuhkan agama”.
Shalat adalah pendidikanbagi kita umat Islam, kita harus menjadikan shalat itu bagian dari kehidupan kita, badan kita akan bersih dari hadast, pakaian kita bersih dari najis dan kotoran, jiwa kita bersih dari sifat tercela dan syirik. Shalat juga mampu memantapkan tujuan hidup, hidup kita akan menjadi tenang sebagaimana yang kita ikrarkan dalam doa iftitah sebagai berikut :
“Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan seru sekalian alam”.
Shalat merupakan ibadah yang utama, sebab cara diturunkannya berbeda dengan ibadah-ibadah yang lain. Ibadah yang lain cukup dengan wahyu melalui Malaikat Jibril, sedangkan shalat diperintahkan oleh Allah swt secara langsung kepada Rasulullah saw. Shalat merupakan tiang agama dan kunci surga, oleh karena itu orang yang mengerjakan shalat berarti dia telah menegakkan agama dan memiliki kunci untuk masuk ke surga.
Akan tetapi shalat tidak dapat dikatakan sempurna jika tidak dikerjakan dengan berjamaah, karena terpaut 27 (duapuluh tujuh) derajat antara shalat yang dikerjakan dengan cara berjamaah dan yang dikerjakan dengan cara sendirian. Di samping perbedaan derajat, orang yang mengerjakan shalat dengan berjamaah berarti telah mensyiarkan agama Islam, hal ini lantaran orang yang berjamaah akan saling bertemu dengan saudaranya sesama muslim, saling berkenalan dan bersalaman. Inilah keutamaan shalat berjamaah yang sangat besar nilainya jika kita renungkan secara mendalam. Rasulullah saw bersabda dalam sebuah hadist beliau yang artinya :
“Barangsiapa yang mengerjakan shalat 5 (lima) waktu dengan berjamaah, maka baginya akan memperoleh 5 (lima) perkara, yaitu :
1)Tidak akan tertimpa kefakiran (kemiskinan) di dunia;
2) Allah swt menghilangkan siksa kubur baginya;
3) Akan menerima buku catatan amalnya dengan menggunakan tangan kanan;
4) Akan mampu melintasi Shirathal Mustaqim secepat kilat; dan
5) Allah swt memasukkan ke dalam surga tanpa dihisab”.
Shalat adalah tiang agama dan kunci untuk keluar dari segala persoalan/ kesulitan hidup, orang yang mengerjakan shalat berarti ia telah menegakkan agama dan memiliki kunci untuk mengatasi setiap persoalan hidup.
Oleh sebab itu, setelah kita memahami betapa pentingnya shalat berjamaah, maka marilah kita giat dan selalu bersemangat untukmelaksanakan perintah Allah swt yakni shalat 5 (lima) waktu ini di masjid, musholla atau paling tidak melaksanakan shalat jamaah di rumah bersama keluarga masing-masing.
Semoga kita mampu menjaga shalat dengan baik, dengan selalu berharap agar memperoleh rahmat, hidayah, inayah,dan ridho Allah swt. Aamiin ya Rabbal ‘aalamiin. *****
=======================
*) Drs. KH. Ali Mukti Abror; Ketua Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) MULTAZAM Bulustalan (Belakang ADA Bulu) Jl. Soegijopranoto Semarang
Copyright 2021-2024, All Rights Reserved
Leave Your Comments