DOA SEBAGAI SENJATA PAMUNGKAS *)
Taqwa ….. (wasiat taqwa)
Dalam hidup dan kehidupan manusia tidak lepas dengan berbagai masalah baik yang menyenangkan maupun menyusahkan, menguntungkan ataupun yang dianggap mendatangkan kerugian.
Hal semacam ini tidak bisa dipungkiri karena memang telah menjadi sunnatullah sebagaimana firman Allah :
. . dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran)
Di antara kita dalam menghadapi dan menyikapi peristiwa harian seperti di ats sangatlah beragam. Ada yang dengan segala macam polah tingkah lahiriahnya, berusaha keras mengeliminasi nasib yang dianggap tidak menguntungkan, ada pula yang pasrah dengan sepenuh kepasifan.
Sebaliknya ketika memperoleh kenikmatan-kenikmatan dari Allah SWT mereka tidak menyadari bahwa kesemuanya itu adalah atas berkat Rahmat Allah SWT yang harus dipertanggung jawabkan di akhirat kelak.
Karena itu mereka lebih suka berfoya-foya dan bersukaria yang tanpa batas, tanpa ada kesadaran sedikit pun bahwa kesemuanya itu merupakan ujian dari Allah SWT. Mereka menikmati segala fasilitas keduniaan dan bahkan makin jauh dari tuntunan agama.
Itu tadi contoh-contoh perilaku dan sikap yang tidak Islamiy dalam menghadapi terpaan kehidupan.
Sebenarnya Islam telah menuntunkan agar kita melakukan sepenuh ikhtiar sekaligus tawakkal ala Allah sebagaimana Firman Nya :
Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya. (QS al- Thalaq : 3)
Tawakkal menurut Imam al Ghazali berasal dari وكل yang berarti menyerahkan atau mewakilkan sebagaimana dijelaskan pula dan diberi contoh dalam sebuah kamus dengan وكل اليه الامر yang berarti seseorang telah menyerahkan tanggung jawab kerja kepadanya.
Jadi tawakkal adalah mewakilkan atau menyerahkan urusan kita kepada Allah dengan disertai segala upaya lahiriah dan dengan tanpa meninggalkan doa.
Hal ini menjadi penting mengingat Allah selalu memberi ujian dan cobaan kepada manusia yang berupa kesusahan atau kesulitan dan sekaligus juga memberikan kebaikan atau kenikmatan, sebagaimana Difirmankan Allah SWT dalam Surah al Anbiya : 35 yang artinya
Dan Kami (Allah) akan memberikan cobaan yang berupa kesulitan dan kenimatan kepada kalian, dan kepada Akulah kalian akan dikembalikan ( QS al Anbiya : 35)
Ketika ada dalam kesusahan, kesulitan dan kerepotan, manusia akanmendekatkan diri kepada Allah SWT bahkan merengek-rengek memohon pinta kepadaNya.
Mereka memohon agar Allah berkenan meringankan atau menghilangkan kesusahan dan kesulitan tersebut serta menggantinya dengan yang menyenangkan.
Sebaliknya ketika sedang bergelimang dalam kesukariaan mereka tidak ingat bahwa hal itu merupakan ujian dari Allah SWT.
Seharusnya kita ini tetap mampu mengendalikan diri, mampu menata hati, seraya tetap berdoa agar dapat memanaj kenikmatan tersebut agar selalu berada dalam kendali hidayatullah (petunjuk Allah).
Pendek kata . . . , doa itu merupakan sesuatu yang amat penting dalam kehidupan manusia, bahkan Rasulullah SAW menegaskan
bahwa doa itu sebagai مخ العبادة
Di samping berdoa itu sebagai otaknya ibdah Rasul juga pernah menjelaskan bahwa doa itu sendiri sebagai ibadah sebagaimana Sabda beliau yang menyatakan ان الدعاء هو العبادة (sesungguhnya doa itu adalah ibadah)
Begitu sangat pentingnya doa itu sehingga Rasulullah SAW dalam suatu kesempatan mempertegas dengan menyatakan :
ليس شئ اكرمَ على الله من الدعاء
( رواه احمد والترمذى وابن ماجه وابن حبان والحاكم وصححه )
Artinya :
Tidak ada satu pun amalan hati yang lebih mulia bagi Allah kecuali doa
Untukmengakhiri khutbah ini perkenankan saya menukilkan Hadits Rasul seperti berikut :
عن عائشة رضى الله عنها قالت قال رسول الله صلى الله عليه وسلم لايغنى حذر من قدر والدعاء ينفع مما نزل ومما لم ينزل وإن البلاء لينزل فيتلقاه الدعاء فيعتلجان الى يوم القيامة _ رواه الحاكم وقال صحيح الاسناد _
( ابواب الفرج للسيد محمد علوى المالكى الحسنى : 8 )
Artinya :
Dari ‘Aisyah, beliau berkata : “Rasulullah bersabda : ‘bersikap waspada saja, tidak akan bisa menghindarkan seseorang dari qadar, sedang doa akan bermanfaat, baik terhadap bencana yang sudah terjadi maupun yang belum terjadi. Sungguh adakalanya bencana yang sudah akan turun berpapasan dengan doa, lalu keduanya saling berbenturan (tidak jadi turun) sampai hari kiamat tiba.” ( HR Hakim, beliau berkata bahwa Isnad Hadits tersebut shahih )
Kesimpulan khutbah hari ini adalah :
- Suka dan duka dalam kehidupan itu lumrah dan biasa terjadi bagi setiap orang karena hal itu telah menjadi sunnatullah
- Dalam menghadapi hidup dan kehidupan, jangan pernah kita meninggalkan berdoa karena doa itu merupakn senjata pamungkas bagi setiap mukmin.
_____________________
*) Khutbah disusun dan dibacakan oleh Drs. H. Muchtar Hadi, M.Ag
Copyright 2021-2024, All Rights Reserved
Leave Your Comments