Ahad, 5 Januari 2025, Masjid Raya Baiturrahman Jawa Tengah, kembali menggelar gerakan salat subuh berjamaah. Selain melaksanakan ibadah dalam upaya meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, mempererat silaturahmi, membangun kebersamaan, juga mewujudkan syiar Islam dan memakmurkan masjid di kawasan Simpang Lima tersebut.
Hadir dalam gerakan salat subuh berjamaah awal tahun kali ini, Ketua Bidang Takmir Dr. H. Multazam Ahmad, M.A., Pengasuh Pondok Pesantren Kyai Gading Mranggen Demak, KH. Muhammad Fahsin, M.Si. sebagai penceramah, yang didampingi oleh Kabag Tata Usaha H. Al Ahyani AR., S.I.P., dan Kabag Rumah Tangga Ahmad Setiawan, S.E., M.Si. Hadir pula para pegawai sekretariat yayasan, para santri LKSA Riyaadlul Jannah Semarang dan warga sekitar.
Bertindak selaku imam salat subuh Dr. H. Multazam Ahmad, M.A., sedangkan penceramah dalam kajian usai salat subuh tersebut adalah KH. Muhammad Fahsin, M.Si. Dalam ceramahnya beliau mengajak para jamaah, pada tahun baru 2025 ini agar bermuhasabah diri, sejauh mana penghambaan diri kita kepada Allah swt.
“Jadikanlah tahun baru 2025 ini, sebagai momentum untuk muhasabah diri, sejauh mana penghambaan kita kepada Allah Swt. Gunakan waktu sebaik mungkin untuk berbuat kebaikan, karena waktu tidak bisa diulang kembali. Pepatah Perancis, mengatakan bahwa waktu adalah kematian, dikatakan demikian karena waktu tidak bisa diulang kembali. Dalam pepatah Arab, waktu adalah pedang, jika tidak bisa menggunakannya maka akan melukai,” pesan Kiyai Fahsin.
Lebih lanjut beliau menyampaikan, bahwa manusia senantiasa berada dalam kerugian, sebagaimana disebutkan dalam Aquran surat Al ‘Asr sebagai berikut:
اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ٣ ࣖ ٢ اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ ١ وَالْعَصْرِۙ
Artinya: “ Demi masa, sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh serta saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran.
Kunci agar manusia agar tidak berada dalam kerugian, maka syaratnya pertama harus beriman kepada Allah Swt. Kedua melakukan amal soleh, yaitu senantiasa melakukan kebaikan. Kata Rasulullah, bahwa orang yang baik itu adalah orang yang umurnya panjang, dan baik amalnya. Sebaliknya orang yang buruk adalah orang yang umurnya panjang, tetapi buruk amalnya.
Ketiga saling menasehati kebenaran diantara sesama. Dalam hal ini jangan merasa ewuh pakewuh mengajak sesama untuk berbuat kebaikan, dan melarang kebatilan. Keempat saling menasehati dalam hal kesabaran. Itulah kunci agar manusia tidak merugi sebagaimana diterangkan ayat Alquran di atas.
Setelah kita bermuhasabah diri tentunya akan membuahkan hasil. Hasil dari muhasabah atau refleksi diri tersebut, tentunya akan melahirkan suatu resolusi. Poin penting resolusi tersebut yaitu kita akan meningkatkan kebaikan dan menjaga iman kita kepada Allah Swt.
Usai kajian Islam para pengurus dan pelaksana Yayasan bersama jamaah beramah-tamah sambil menikmati sajian berupa bubur ketan hitam, gorengan, umbi-umbian, kacang dan teh manis. Sembari menikmati hidangan, mereka pun tetap berdiskusi untuk kemaslahatan umat.007
Leave Your Comments